Konsep Kebijakan Media
Media itu bersifat terbuka, dan
media itu tidak boleh menyembunyikan fakta dan media itu juga merupakan segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat seseorang. Suatu
kebijakan memperlihatkan bentuk perhatian dari pemerintah dan juga
masyarakattentang bagaimana membentuk dan mengatur aktivitas sosial, politik,
budaya, dan ekonomi, termasuk aktivitas media agar dapat memberikan sesuatu yang
bermanfaat bagi kepentingan umum. Sesungguhnya kebijakan media massa termasuk
kebijakan komunikasi, yaitu kebijakan komunikasi yang menggunakan media massa.
Sebagai kebijakan komunikasi, kebijakan mediamassa merupakan kebijakan publik.
(Abrar, 2008:13). Tujuan kebijakan media massa, paling tidak bisa dilihat dari
dua segi, sosiologi dan komunikasi. Dari sisi sosiologi, tujuan kebijakan
komunikasi adalah untuk menempatkan proses komunikasi sebagai salah satu bagian
dari dinamika sosial yang tidak merugikan masyarakat (Abrar, 2008:16).
Dengan demikian, masyarakat bisa
mengendalikan proses komunikasi yang terjadi di antara mereka. Tegasnya, dari
sudut sosiologi, kebijakan komunikasi memberdayakan masyarakat dalam melakukan
proses komunikasi. Sementara dari sisi komunikasi, kebijakan komunikasi
bertujuan untuk melancarkan sistem komunikasi. Selain itu, kita juga bisa
mengatakan bahwa kebijakan media massa Indonesia merupakan kumpulan prinsip dan
norma yang mengatur sistem media massa Indonesia. Sebagai kumpulan prinsip dan
norma yang mengatur sistem media massa, kebijakan media massa tak bisa
dipisahkan dari perkembangan sosial, politik dan ekonomi sebuah
negara. Sedangkan makna dari kebijakan komunikasi, adalah pedoman untuk
melancarkan sistem komunikasi. Sebagai pedoman, ia merupakan kumpulan prinsip-prinsip
dan norma-norma yangsengaja diciptakan untuk mengatur perilaku sistem
komunikasi (Abrar, 2008:3). Konteks kebijakan media massa adalah keterkaitan
kebijakan tersebut dengan sesuatuyang melingkupi dirinya, misalnya ekonomi
politik, politik komunikasi dan sebagainya. Konteksini begitu penting. Begitu
pentingnya, sehingga ia bisa menentukan domain kebijakan mediamassa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar